Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

Sekolah

Gambar
Sekolah.   Apa benar bahwa nilai, ranking, dan hasil ujian dijadikan sebagai standart manusia berprestasi?  Tunggu dulu!  Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu.  Tapi kurasa sekolah, guru,  pun dengan buku tidak bisa mendekte siswa.  Setiap orang punya limitasi pengetahuannya masing-masing lewat pengalaman,  benturan, patahan-patahan yang telah ia lewati.  Jika ujian semata-mata hanya sebuah ajang hafalan di mana soal-soal mengambil jawaban dari sumber buku pelajaran, jelas yang mempunyai kemampuan mengingatnya tajam, nilainya tentu bagus hehe.  Namun bukankah fungsi otak adalah untuk memproses bukan menyimpan? Jika otak terus saja digunakan untuk menyimpan, untuk apa diciptakan buku yang bisa dibaca,  bolpen yang bisa mencatat?  Hmmm mencari pengetahuan itu mudah, tapi menemukan ilmu itu sulit. Jika di dunia ini tidak ada kebenaran tunggal kenapa diciptakan soal pilihan ganda, seolah-olah siswa memang perlu didekte. Sekelas SD dan SMP mungkin perlu, tapi apa mahasiswa juga perlu? Lal

Kajian Sadar Hukum dan Kawasan Konservasi

Gambar
  BAB I         A.  Pendahuluan.       Pada dasarnya alam memang memiliki dua fungsi: fungsi ekonomis dan fungsi ekologis. Menurut ahli hukum, Prof. Abdullah Marlang S.H., M.H., “alam untuk manusia ini berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan ekonomis dan ekologis.” Lalu apa fungsi manusia bagi alam? Dan apa fungsi alam raya bagi manusia? Adakah jawaban yang tidak antroposentris? Manusia pasti membutuhkan alam untuk bertahan hidup, tapi apakah alam membutuhkan manusia? pada dasarnya tumbuhan memiliki sifat homoestetis yaitu dapat bertahan hidup dari apapun yang menderanya. Namun untuk meneruskan eksistensi kehidupan, dua komponen antara alam dan manusia harus saling berhubungan. Sehingga jika ditarik lagi benangnya, manusia dan alam itu suatu kesatuan yang utuh, adanya ketergantugan antar makhluk hidup dan hubungan timbal balik antara lingkungan hidup dengan manusia itu sendiri. Sebagai ucapan terima kasih kepada alam maka manusia memberikan tempat lindung untuk alam atau yang

Analisis Praktik Senioritas dalam suatu Kepemimpinan di Lingkungan Kampus

Gambar
Analisis Praktik Senioritas dalam suatu Kepemimpinan di Lingkungan Kampus  Oleh: Ayu Wanovika  ABSTRAK  Analisis ini merupakan suatu informasi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai bagaimana bentuk-bentuk dari praktik senioritas dalam kepemimpinan yang ada di lingkungan kampus, faktor penyebab terjadinya praktik senioritas yang dilakukan dalam kepemimpinan yang ada di lingkungan kampus, dan bagaimana cara membangun kepemimpinan yang baru tanpa mewarisi budaya senioritas di lingkungan kampus. 1. Pendahuluan  Praktik senioritas tidak lepas di dalam berbagai kehidupan terlebih di kalangan mahasiswa ketika menggelar LDK, Ospek mahasiswa baru atau organisasi-organisasi lain di dalam kampus. Praktik ini seolah telah menjadi budaya turun temurun pada setiap kepemimpinan karena mahasiswa senior merupakan aktor utama di dalam kampus karena telah lama dan berpengalaman di dalam organisasi atau telah lama dalam memimpin organisasi di dalam kampus sehingga seni

Ragaku Tenggelam, Jiwaku Tumbuh.

Gambar
  -Putri Sejati- “Kalo jadi ibu dari anak-anakmu sih gampang yang susah itu jadi ibu kita Kartini putri sejati hehe” Yups “Putri Sejati” bagaimana sih menjadi putri sejati itu? Di sini Saya akan membahas mengenai sosok inspiratif Indonesia yaitu ibu Kartini dan bagaimana menjadi Kartini masa kini. Mengutip dari kata-kata beliau bahwa, “Tubuh boleh terpasung tapi jiwa dan pikiran harus terbang sebebas-bebasnya”. Saya memaknai kata-kata itu dengan arti bahwa manusia mungkin terlahir dengan keterbatasan masing-masing tapi bukan berarti keterbatasan itu menghalangi kebebasan setiap manusia. Manusia di sini, Saya mengambil ke arah perempuan di mana perempuan sering dianggap sebagai manusia yang lemah padahal pada hakikatnya perempuan ini sangat berdaya. Namun keadaan di lingkungan sekitarlah yang membuat batasan-batasan di mana stikma ini seolah-olah membuat perempuan tidak berdaya. Seperti perempuan tidak boleh pulang larut malam, perempuan harus banyak di rumah, perempuan yang bergaul d