Ragaku Tenggelam, Jiwaku Tumbuh.

 




-Putri Sejati-

“Kalo jadi ibu dari anak-anakmu sih gampang yang susah itu jadi ibu kita Kartini putri sejati hehe”

Yups “Putri Sejati” bagaimana sih menjadi putri sejati itu? Di sini Saya akan membahas mengenai sosok inspiratif Indonesia yaitu ibu Kartini dan bagaimana menjadi Kartini masa kini. Mengutip dari kata-kata beliau bahwa, “Tubuh boleh terpasung tapi jiwa dan pikiran harus terbang sebebas-bebasnya”. Saya memaknai kata-kata itu dengan arti bahwa manusia mungkin terlahir dengan keterbatasan masing-masing tapi bukan berarti keterbatasan itu menghalangi kebebasan setiap manusia. Manusia di sini, Saya mengambil ke arah perempuan di mana perempuan sering dianggap sebagai manusia yang lemah padahal pada hakikatnya perempuan ini sangat berdaya. Namun keadaan di lingkungan sekitarlah yang membuat batasan-batasan di mana stikma ini seolah-olah membuat perempuan tidak berdaya. Seperti perempuan tidak boleh pulang larut malam, perempuan harus banyak di rumah, perempuan yang bergaul dengan banyak laki-laki dianggap sebagai perempuan murahan dan lain sebagainya. Keadaan ini secara tidak langsung membuat perempuan kekuarangan ketrampilan untuk berdikari, dan yang saya amati di lingkungan saya yang kebetulan berada di perdesaan bahwa perempuan-perempuan yang ditinggal meninggal suaminya atau bercerai, kebanyakan mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga karena sejak awal sudah didekte untuk berada di rumah.

Mungkin kita para perempuan pernah mendengar komentar-komentar yang justru menjatuhkan mental kita seperti komentar “Anak tidak baik pulang larut malam, bergaul dengan banyak laki-laki, ke luar rumah terus, dll”. Komentar-komentar tersebut justru beberapa berasal dari sesama perempuan. Karena stikma itu tadi sehingga lingkungan perempuan melahirkan standar-standar yang baik dan yang buruk itu seperti apa, akhirnya perempuan ini menjadi semakin tidak berdaya karena dilemahkan oleh sesama perempuan. Lalu bagaimana menyikapi hal tersebut? Pada dasarnya kita membutuhkan kritik yang membangun perkembangan kita, jadi di sini kita harus mempunyai filter kepada diri kita. Filter tentang apa yang harus kita ucapkan dan filter apa yang harus kita terima. Jadi kalo kita memang tidak setuju dengan sesuatu yang kita anggap salah idealnya kita juga harus ngasih tau alasan yang benar, misal mengkritik karya dibalas karya, konsep dibalas konsep sebab jika hanya ngejudge itu kerjaan anak kecil. Kita juga tidak harus mendengar semua komentar orang. Kenapa harus memperdulikan kabar burung kalo kita tidak tau bahasa unggas? Kenapa harus menjadi burung kalo kita terlahir sebagai manusia? Kenapa harus mengikuti orang lain kalau kita mempunyai penuh atas diri kita? kita punya kendali penuh ke diri kita masing-masing. Apa yang di dengar dan dilihat orang lain itu terbatas tak perlu berteriak untuk bisa didengar dan dilihat cukup lakukan apa yang menurutmu baik asal tidak merampas hak orang lain karena setiap orang mempunyai jati dirinya masing-masing yang tidak harus sama dengan orang lain.

Perempuan sejati memiliki jati diri dan tau apa yang ia mau tanpa terpengaruh dengan standart dari kebanyakan orang. “Individu itu khas, unik, satu. Meski indah matahari bukan apa-apa jika jumlahnya seribu, kita jadilah diri sendiri yang satu”. Kata-kata itu seolah menampar kita para perempuan untuk lebih mengenal diri sendiri jangan mau didekte oleh perubahan jaman dan didekte oleh orang lain. Kita perempuan harus bangga dengan diri kita. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah suatu hal yang konyol untuk dilakukan. Seolah-olah merasa bersaing dengan orang-orang yang tidak sedang berlomba hanya demi merebutkan sebuah title “telah, paling, dan ter-“ entah itu telah berjung, paling sempurna, ter-baik, dan lain sebagainya. Stop membandingkan diri sendiri dengan orang lain lebih baik kita fokus memperbaiki diri kita karena pada akhirnya yang perduli dengan diri kita yang diri kita sendiri. Kita harus berdikari tanpa tergantung dengan komentar-komentar dari orang lain. Kita perlu bisa mengolah kekurangan dan kelebihan kita sebagai warna baru hasil dari kombinasi keduanya yang membangun kepercayaan diri kita dan menjadi ciri khas masing-masing dari kita. Kita perlu mempunyai idealis. Kepada diri sendiri kita perlu radikal dan kepada orang lain kita harus persuasif atau menerima bagaimana idealis dari orang lain. Mari kita merubah insecure menjadi bersyukur. Insecure hanya datang kepada mereka yang merasa diperhatikan, hey jangan ke-Pdan, siapa yang memperhatikanmu? Hehe tertampar bukan..

“Habis gelab terbitlah terang”. Perempuan sejati mempunyai pikiran yang positif, mempunyai cara bagaimana ia menyikapi masalahnya, dan perempuan perlu berdikari.

Kalimat itu membuat Saya berpendapat yang mungkin beda atau bisa jadi sama dengan orang-orang. Menurut Saya justru bukan diartikan sebagai “Habis kesusahan ada kemudahan” tapi Saya mengartikan bahwa bersama kesusahan ada kemudahan, bersama gelab ada terang, berasama pagi ada malam di dalam kehidupan ini. Jadi kesusahan dan kemudahan hadir bersamaan di mana di sini tergantung bagaimana kita perempuan menyikapinya. Ada tidaknya masalah justru kebanyakan timbul dari pikiran kita sendiri. Itu artinya kita para perempuan harus mempunyai pikiran yang positif. Pikiran yang positif adalah bagaimana kita mampu mengolah masalah menjadi hikmah atau pelajaran yang bisa kita jadikan acuan agar kedepannya menjadi lebih baik.

            Perempuan sejati tidak mudah baper. Pernah gak si diantara dari kita berpikir seperti ini, “Udah dibantu tapi tidak mau bantu balik. Datang pas butuh aja”.

Sadar atau tidak sadar, percaya tidak percaya, sedikit atau banyak, kita semua pernah datang hanya karena butuh, berkata tanpa mau mendengar, diberi tanpa mau balik memberi. Kita hanya sedang narsis kepada diri sendiri karena merasa telah berbuat lebih kepada orang lain dan merasa telah menyumbang manfaat. Padahal bisa jadi menurut orang lain tidak demikian. Perempuan harus tau mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dirinya sendiri sehingga perempuan bisa ambil sikap dan perempuan tidak mudah baper dengan hal-hal yang sederhana.

Hidup perempuan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merdeka Atas Diri Sendiri!

KETIDAKPASTIAN HUKUM TERHADAP TENGGAT WAKTU PELAKSANAAN EKSEKUSI MATI DI INDONESIA.

KRISIS IKLIM: Kenaikan Muka Air Laut.